Welcome to My Blog!

Monday, June 3, 2013

Pelangiku Menampakkan Sejuta Arti Part 1



 Kenangan
21 September 2011
“Rindu tatapan matanya yang menenangkan hati, rindu kata – katanya, rindu gaya bicaranya, rindu kegilaannya, rindu sosok dirinya”
Malam yang penuh kesunyian,hanya
derik jangkrik yang terdengar. Aku termenung menatap layar handphone, sejak kapan aku jadi seperti ini, gila akan hal – hal yang belum pernah kualami. Aku merindukanmu, sungguh. Kenangan – kenangan yang tak mudah kulupakan, suara itu,aroma parfum, gayamu bertingkah benar – benar menutupi seluruh pikiranku.
“Siip deh. Yaudah kakak berangkat sekarang.”
Malam itu, bulan seolah – olah menyambut kedatangan kami, bola – bola lampu kerlap kerlip di sudut – sudut taman. “Malam yang indah,”gumamku.
Tak lama kemudian sosok yang baru kukenal sebulan yang lalu, saat masih jadi siswa SMA yang sama denganku.
“Hei Mel, apa kabar?”
“Hei Kak, Alhamdulillah kabar baik.hehe jauh gak Kak dari rumah kesini?.”
Sebenarnya hanya sebuah coklat bikinanku yang ingin kuberikan. Lama bertatap muka,berbincang – bincang sekenanya, tak terasa sudah hampir pukul 9 malam.
“Wah,Kak, udah malem nih. Pulang yook!.” Sedikit basa – basi akhirnya dia mengantarkanku pulang, sebenarnya jarak dari rumah ke taman sih tidak seberapa jauh, tapi dia memaksa, yasudah.
“Thank’s Kak,” senyum tersimpul dari wajahku.
“Sama – sama Mel, yaudah Kakak pulang dulu yaa. Salam untuk keluarga di rumah,” dia pun membalas senyum itu, kulambaikan tangan, kutatap punggungnya, kembali dia menengok kearahku tersenyum sebelum ia hampir hilang di ujung gang.
Lamunanku terhenti saat ibu mengingatkanku untuk salat isya.
“Iyaa Bu sebentar, nanti Ayi salat.”
**
03 Oktober 2011
            Oh tidaaakk!! Aku akan merindukan semua ini Tuhan!!.
            Hari ini hari terakhir ujian tengah semester untuk siswa/siswi MAN  di sekolahku. Setelah ini tidak ada lagi ujian tengah semester, tidak ada lagi contek – menyontek saat ujian, tidak ada canda tawa saat sebelum ujian. Hah, detik – detik calon alumni ya gini, semuanya serba mengenang!
“Bruuuk…bruuuuk…bruuukk,” suara dari arah kantin siswa. Semua siswa yang ada di kantin, di jalan menuju kantin terdiam,syok saat melihat kejadian itu.
“Ohhh No!!” aku angkat tangan,bergegas menyusul temanku didepan.
“Mel???” tatapan penuh makna tertuju padaku.
“Itu ada apa ya Nak?” Tanya salah seorang guru di koperasi siswa.
“Eh, gak tau Bu itu tadi kenapa.” celetuk temanku.
Sebagian siswa laki – laki  dengan sigap mengangkat motor – motor itu satu persatu, membenahi posisi motor – motor tersebut.  Tiba – tiba seorang pria bertubuh gemuk berjalan kearah kami berempat, dengan wajah bak seorang psikopat handal.
“Dek, Loe liat gak orang yang ngejatohin tadi?”
“Enggak Kak,enggak.” Dengan gemetar, temanku menjawab. Pikiran ku pun tak karuan hingga azan zuhur berkumandang dari masjid sekolah.
“Loe temuin aja dulu Kakak itu, terus minta maaf deh”
“Gue takut tauk!!” rasa dag dig dug masih terdengar dari jantungku.
Saat pulang sekolah, aku coba menemui kakak kelas yang katanya motornya itu lecet lumayan parah. Mendengar kata – kata “lecet parah” saja hatiku sedikit menolak untuk bertemu kakak itu, tapi aku harus bertanggung jawab dengan semua ini.
Dua pria yang tak asing dimataku berdiri dihadapanku dengan tatapan interogasi.
“Siapa dek yang jatohin tadi? Gak apa – apa kok ,cewek apa cowok?” Tanya seorang laki – laki tidak seberapa tinggi.
“nggg.. cewek Kak,” sahut temanku. Teman – temanku mendorongku untuk mengucapkan kata maaf.
“Kak, aku yang jatohin. Maaf ya Kak,” pintaku dengan  wajah memelas. Aku tidak berani menatap mata kedua laki – laki itu.
“Ohh cewek toh, gak apa – apa kok Dek,” satu senyum dibikin olehnya.
“Kirain saya tadi cowok, kalo cowok aja hmmm saya udah minta ganti rugi tadi,” jelasnya sambil menebar tawa.
Hari ini akan jadi kenangan saat SMA yang tidak akan terlupakan, 25 Januari 2010 “The Embarrassing Day”.
“Woy Mel ! Ngelamun aja loe!”
“Apa oy, ngagetin gue aja loe ini!” aku kaget saat ditepuk bahuku.
“Ayo pulang, mau bareng gak?” saat itu pula aku bergegas menuju parkir sekolah.


**
07 Oktober 2011
“Iss! Siapa sih ini pagi – pagi udah nelpon aja” kesalku sudah hadir hari pagi ini.
“Hallo.. Siapa ini?”
“Siapa coba? Ini Amel kan?” suara dari seberang telepon. Aku rasa aku kenal suara ini, tapi aku pura – pura lupa saja.
“Emm.. gitu yaa Amel udah gak kenal lagi, boleeh Amel udah lupa,”
“Oh iya iya, kenapa ya?”
Bla..bla..bla…Dia kembali hadir di ingatanku, aku bosan dengan sikapnya yang tiba – tiba menghilang, tiba – tiba hadir. Dia pikir aku ini layangan kali yaa? Hah,hanya menanyakan kabar, studiku, pribadiku hingga banyak yang dibicarakan dan cukup membuat rinduku ini sedikit terobati,sebenarnya.
            Please, jangan ganggu gue untuk kelas tiga ini!! Jangan pernah bikin gue kecewa,tertekan dan jadi beban pikiran gue! Gue Cuma butuh support dari kalian, senyum dari kalian dan ketenangan batin gue untuk kedepannya!
**
Kita
Dear diary, 21 April 2012
Happy Kartini’s Day !
Waktu mempertemukan dua pasang mata dari arah yang berbeda.  Kutatap matamu seperti aku melihat dunia yang belum pernah aku temui disana. Sejak pertemuan itu ,aku mulai menemukan zona nyamanku saat bersamamu.
“Gue maen kerumah loe ya?”
“Maenlah, gue tunggu. Kalo udah sampe rumah sms  gue.” Orang ini benar – benar bisa bikin aku tertawa, ckck. Baru kali ini aku bertemu sosok yang humorisnya ngena’ banget dihati.
“Yi, ada temen kamu nih,”
“Iya Yah,sebentar.” mata masih berat, rasanya enggan sekali berpisah dengan kasurku.
“Eh elo Ka, gue pikir loe bo’ong mau kesininya” sambil mengucek mata.
“Ngapain gue bo’ong kali. Baru bangun tidur ya loe?”
Ayah orang pertama yang mengajaknya ngobrol, sementara aku kebelakang membuatkan minuman untuknya. Lama berbincang – bincang, tak terasa jarum panjang sudah ada diantara angka  3 dan 4 ,sisanya ke angka 7. Sudah sore pikirku, azan ashar sudah berkumandang sejak tadi.  Aku mengajaknya untuk solat ashar terlebih dahulu. Dia solat di masjid dan aku di rumah saja,cukup adil sepertinya. Aku mandi sebentar, dan pas sekali aku sudah rapi dan dia  kembali dari masjid.
“Kenapa motornya?” intipku dari balik jendela ruang depan.
“Eh, gak apa – apa kok. Cuma ngecek aja bannya oleng apa gak.”
“Oh oleng toh. Hm oleng itu kan ‘kalo pulang jangan lupa bawa oleng – oleng ya.’ ?,”
“Oleh – oleh itu!!!! Hahahaha ” tawa pun memecahkan suasana sore itu.
“Oh oleh – oleh toh hahaha. gilak loe!” Sambil memainkan bola kaki milik adikku.
“Elo!,” aku tak dapat menahan tawa, benar – benar berisik sore itu.
“Gilanya juga karena elo! hahaha” hening.
Ssiiingg… Benda asing kearahku.
“Au,!” ternyata bola tadi mengenaiku,cukup membuatku rambut ku kotor dan kepalaku nyeri. Sedikit.
 “Hehe, maaf – maaf,” langsung dielusnya kepalaku dengan lembut. Perasaan apa ini.
Cukup lama bersenda gurau, aku mengajaknya jalan – jalan sore, menghirup udara luar sejenak.
“Gue apa elo nih yang bawa motornya?”
            “Zzzz.. gue aja lah sini,” aku langsung mengendarai matic-nya.
Mimpi apa aku semalam ya, orang ini gila sekali menurutku, cocok dijadikan bahan kongekan setiap hari, cocok jadi teman gila saat apapun. Hahaha..
We walked around to Senior High School 12, and then Islamic Senior High School. God what’s going on? I feel different.
Ternyata tadi ayah menceritakanku toh, pantas saja laki – laki ini seperti mengetahui banyak hal tentangku. “Menyebalkan , dia pintar sekali mengambil hati oranglain, harus apa aku jika sudah seperti ini,” batinku.

**
24 April 2012
            Hari berikutnya setelah kita saling kenal
**
Dear diary,13 Juli 2012
Today will be our day and last day for a while J. Sudah seharian nih kita bareng – bareng. I’m happy today!
Ya Allah berikan aku kekuatan menghadapi segala macam rintangan, jadikan aku orang paling beruntung di dunia ini. Mudahkan segala urusanku, berikan aku kesehatan jasmani dan rohani. Berikan aku jodoh yang terbaik menurut-Mu. Aku juga mau sukses Ya Allah, pasti! J
Aaamiin...
“Besok sore, Aku berangkat sama Kakak ke Kaltim,yaaah Amel ditinggal.hahaha,” tawanya mencairkan suasana.
“Emm begitu toh, lama gak? Kapan pulangnya?,” tanyaku tanpa menatap matanya.
“Gak tau sayang, dari sini kesana kan  jauh, tapi janji kok nanti aku pulang setahun sekali,” dua pasang bola mata bertemu saat itu, kurasakan jeritan hati ini sesungguhnya.
            Menceritakan banyak hal tentang kita, cita – cita kita, masa lalu kita, bahkan pohon yang menjadi saksi bisu kita pun mampu menghadirkan gelak tawa hari ini.
            Sore sudah hadir lagi, cepat sekali. Waktunya berpisah. Aku say ‘goodbye’ dan pamit pulang duluan.
“Aku pulang duluan yaa,” kuraih tangannya lalu bersalaman.
“Hati – hati ya, jaga diri kamu baik – baik disini,” tanpa hilang satu detik pun, dielusnya kepalaku seketika satu kecupan mendarat di keningku, aku pun jatuh di pelukannya.
            “Oiya, aku punya sesuatu untuk kamu,” dilepasnya pelukan itu, dan langsung mengambil bingkisan di dekat lemari , entah isinya apa aku pun tidak tahu. Langsung saja aku ambil bingkisan itu.
 “Terimakasih,” senyum ikhlasku muncul.
“Isinya apaan?,” selidikku. Dia bilang hanya ‘something’ yang gak boleh diliat dari harganya,tapi dari niatnya. Dan bingkisan itu hanya boleh dibuka ketika aku dirumah nanti. Baiklah, hal yang mudah bagiku.
Tak sabar untuk sampai di rumah. Mimpi apa aku tahun lalu? bisa merasakan hal yang mungkin tak terbayang olehku sebelumnya.
Dua lembar kertas kutemukan dari kotak berbentuk persegi panjang, kubaca kalimat demi kalimat tanpa ada satu pun yang terlewat.
....meskipun aku pergi gak tau kapan pulangnya, entah setahun, dua tahun atau lebih tapi percaya deh nanti aku pulang untuk temui kamu....
Cukup sedih baca semua kata – katanya. Tapi cukup sudah deh sedihnya. Kita harus sukses! Mimpi kita banyak yang perlu kita wujudkan! :) 



Me:
13/07 17:05
Makasih sayang untuk bingkisannya, aku suka. Makasih juga untuk hari ini :*
Hati2 dijalan, kabar2in yg disini.

Abang:
13/07 17:09
Sama –sama sayang :*
Pasti aku kabarin kok, kamu jaga diri kamu baik 2 disini ya, jgn nakal :p













Perpisahan
Focus to study. Focus to University! Focus to my future! I’m sure that my future will be bright!! Bright as a STAR!
“Anak – anak berhubung sebentar lagi kita akan menghadapi ujian nasional, diharapkan agar siswa / siswi Madrasah Aliyah Negeri 1 bisa mengikut bimbingan belajar yang diprogramkan dari sekolah dengan baik.”
Oke, baiklah bapak guru, aku akan mengikutinya. Aku rasa kami semua akan mengikutinya. Sudah jadi calon mahasiswa , sudah bisa menentukan piliha sendiri. Saat – saat seperti inilah saat – saat yang menegangkan, harus lulus ujian, harus tentukan pilihan universitas.
Semenjak kelas 12 ini, guru kami sering memberi motivasi kepada kami, meskipun hanya beberapa guru yang mengerti keadaan mental kami. Masa – masa ini seharusnya siswa/siswi tidak dianjurkan untuk terlalu memikirkan pelajaran,mereka seharusnya diberikan bimbingan mental.
“Setiap pagi Ibu akan menanyakan minat kalian setelah lulus dari sekolah ini sebelum kita mulai pelajaran ini. bagaimana?”
“Setuju Buuu!!”
Beragam universitas yang diinginkan 30 siswa di kelasku.  “Saya mau lanjut ke UI jurusan Psikolog Bu!” teriak teman sebelahku. Sisanya meng-aminkan ucapan itu, karena ucapan adalah doa.

**
26 Mei 2013
“Alhamdulillah!! Gue lulus Mel!.” Ditengah air mata bahagia ini, salah seorang teman sekelasku masih sesenggukan,masih mengalir air matanya.
            “Pute, amplop loe mana?” Tanya Anisya, teman sebangkunya selama tiga tahun.
            Tidak ada jawaban pasti dari Puteri, langsung ku buka amplopnya, kosong.
            “Puteee…!!” tak dapat lagi kubendung air mata ini. Ajirnii yang melihatku, langsung berlari kearah wanita paruh baya dihadapan kami.
            “Buuk, surat Pute mana Buk??!!” suara serak akibat nangis yang tak kunjung henti. Hening pun tak mampu, suasana yang seperti ini tak pernah sedikitpun aku harapkan! Sungguh.
“Maaf anak – anak, ibu gak bisa bantu” suara lirih dari beliau. Mendengar ucapannya, makin menjadi tangis kami, benar – benar tak termaafkan diri ini jika tidak bisa melangkah keluar bersama. Semuanya bersorak – sorai atas kelulusan mereka,bagaimana kita teman? Apakah takdir tidak berpihak pada kami?.
“Anak – anak. Kesini, mendekat sebentar.”
Oh God!  Aku tak mampu mendengar ini semua. Engkau lebih baik dari sejagat raya ini, aku tau. Lebih cepat lebih baik, sesegera mungkin kami maju lebih dekat dengan beliau.
“Anak – anak, sebelumnya Ibu minta maaf jika selama Ibu mengajar banyak hal – hal yang kurang menyenangkan untuk kalian, ini hasil kalian, semua ini di luar dugaan kita semua. Sekali lagi maaf anak – anak, kalian lulus 100%” raut wajah berubah jadi senyum sumringah.
            “Alhamdulillah!! Kita lulus temaan!” teriakku. Sujud syukur, airmata bahagia tak dapat dibendung lagi. Tak terbayang jika yang tadi benar – benar terjadi!.Kucurahkan seluruh air mata untuk kebahagiaan ini. Terimakasih Ya Allah, Engkau telah mengabulkan doa kami. Tak ketinggalan tradisi coret mencoret tetap berjalan, walau sebenarnya sudah di wanti – wanti oleh guru – guru. Bajuku terlalu bagus untuk dicoret – coret seperti itu, sayang.
            Hal yang paling menakutkan saat masih berseragam putih abu – abu ialah menjelang pengumuman kelulusan, hal – hal negatif terkadang terlintas di pikiranku. Namun, akhirnya sampai juga aku pada awal perjuangan yang sesungguhnya. Begitu cepat kurasakan, sepertinya baru kemarin aku menjadi junior  disini, tapi sekarang? Almamater tak ada lagi, hanya kenangan yang bisa diingat.
Perayaan kelulusan, sederhana saja. Hari minggu kurelakan untuk merayakan ini dengan mereka, itung – itung  untuk terakhir kalinya sebelum bertemu mereka saat sudah sukses kelak. Ombak - ombak yang cantik, menggodaku untuk menghampiri mereka. Meskipun aku tidak pandai berenang, setidaknya aku sudah senang bisa menyentuh gelombang – gelombang itu dari bibir pantai.
            “Mel, ke tengah yok!” ajak Putri,teman sekolahku dari SMP sampai sekarang.
            “He? Enggaklah, nanti aja, kalian aja sana, gue nitip ubur – ubur deh,”
            “Ayok, kita rame – rame make ban ,sama Salam diaorang kok,” Aku tetap tidak ingin kesana, entah kenapa menurutku, laut menyeramkan, di bawah laut banyak makhluk – makhluk asing yang aneh, licin, dan rumput – rumput yang… tak bisa kujelaskan satu persatu.
            Layar ini akan menjadi saksi bisu atas kebersamaan yang pernah kita lalui teman. Saksi ini akan tetap abadi, mata ini, ingatan ini, hati ini akan selalu merekam semua kejadian indah saat bersama kalian, kejadian terpuruk dan konyol sekalipun. Janji kita hari itu ‘kita akan berjuang demi cita – cita kita! Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya! Dimanapun kuliahnya, asalkan tekun dan serius! Kita akan bertemu lima tahun yang akan datang!Bawa mobil impian masing – masing, bawa calon masing – masing! Janji!’
            Kuhabiskan waktu hari ini bersama mereka, dari matahari terbit hingga hampir tenggelam. Menghabiskan memorycard semaunya, tangkap semua kejadian yang nampak di depan mata bahkan yang freak sekalipun!. Perjalanan pulang, kami tidak langsung pulang, masih ingin menghabiskan waktu bersama mereka. Kami mampir di tempat anak – anak kota bandarlampung ini biasa berkumpul, tidak hanya ingin berlama – lama, tetapi karena ingin membeli cemilan juga jadi satu alasan kuat kami menepi sejenak.



**
            High – heels, accessories,make-up,parfume,gaun,lengkap sudah untuk acara besok.
19 Mei 2012
            Waktu semakin cepat berlalu,sekarang sudah pukul 4 pagi lebih 30 menit. Aku sudah stay di tempat seperti ini, banyak jarum  tersusun rapi,penuh accessories,kebaya, dan tiga buah meja rias langsung menyambutku. Baiklah, aku pasrah jika aku harus di-make-over.
Sentuhan bedak tipis yang sebelumnya diberi ramuan – ramuan cair,mungkin. Aku tidak begitu memahaminya. Satu persatu bagian wajahku dibalut ini itu,blush on,shadow,eyeliner dan lain – lain. Tahap akhir bagian wajahku, dioleskannya bibirku dengan lipstick sekenanya. Terakhir sebelum keluar dari ruangan ini, dipasangkannya kerudungku sedemikian rupa hingga tampak sedikit lebih anggun dari sebelumnya.
Cepat sekali, sudah tanggal 19 saja. Jarum panjang menuju kearah 12 tepat dan jarum lainnya mengarah ke angka delapan. Aku siap berangkat ke acara spesial itu!
“Wah, Dika gak salah pilih pacar nih. Cantik gini!,”
“Apasih Yah,” cukup tersipu dengan kalimatnya.
“Yaa Ayi kan emang cantik, gadis lampung yaa gini lah,” timpal Ibuku.
“Aaahh udahlah, ayo berangkat Yah, udah telat  nih kayaknya.”
Semoga hari ini jadi hari terakhir untuk masa ini dan menjadi awal kehidupan untuk berjuang di dunia luar.
“Oooyy Mel!! Gue disebelah sini!” teriak Putri yang sedang berdiri di depan gedung serba guna sekolah. Spontan  aku melambaikan tangan.
Setelah pamitan dengan ayahku, aku berjalan dengan penuh hati – hati. “Jaga keanggunanmu Mel.”suara lain. Terakhir kali aku memakai heels seperti ini saat umurku masih lima tahun. Untung saja aku masih ingat cara menyeimbangkan tubuh dengan sepatu tinggi ini.
“Ya Allah,sampe juga akhirnya.”
Sekarang aku baru percaya kalau orang Indonesia terkenal “ngaret”nya. Janji yang tertulis di selebaran, acara dimulai pukul 8 tepat. Mana buktinya?! Kesal sendiri jadinya, aku kasihan saja pada kakiku ini, dugaanku mereka perlu istirahat ekstra nanti malam.
What’s going on!! Acara baru dimulai pukul 9 lewat?! “sabar Mel”batinku.
“Gila banget ini panitianya, acara baru mulai jam segini?! Panas wooy!” teriak Tika sambil bertolak pinggang.
“Iya nih, cari ribut kayaknya” timpal Ira,sahabatku sejak SMP hingga saat ini.
Science One, kalian sahabat terbaik, tiga tahun, hampir setiap hari waktuku pasti kuhabiskan bersama kalian di tempat ini. Banyak orang bilang, masa putih abu – abu adalah masa paling indah dan tak terlupakan. Dan kurasa benar! Hampir sebagian fase hidupku kulalui bersama kalian, suatu hal yang biasa jika terjadi cekcok diantara dua kubu dalam kamar kita sahabat,ingatkah kalian? saat kekompakan sulit didapatkan diawal bersua, namun akhirnya ada satu waktu yang tidak hanya menyadarkan kita apa itu arti kebersamaan,tetapi arti sebuah kekeluargaan.
…canda tawa serta ceria, air mata dalam duka, kita masih bersama. Rajut mimpi – mimpi indah, menghias dunia kita, berjanji didalam cita akan selalu bersama. Sahabat yang setia…
            Sayonara~ teman, sahabat, sekaligus keluarga dalam hidupku. Kita akan bertemu lima tahun yang akan datang.

**
Drrtt...drrrtt..
Athika Handayani, S.Keb:
13/07  06:04
Ameeeeeeeeeeeel mimpi lo jadi kenyataan terima iain tadris b.ing, slmt amel
Me:
13/07  06:10
Serius lo ka?! Liat dimana? Alhamdulillah,makasih beh :*
            Aku langsung beranjak dari kasur kesayanganku, aku baca pesan singkat itu beberapa kali. Kalau saja aku sedang bermimpi, ku jatuhkan pena dari meja yang ada disamping tempat tidurku, jatuh. “Alhamdulillah Ya Allah! Kuliah!!” bahagianya aku, sujud syukur atas segala nikmat yang Kau berikan Ya Allah. Setelah itu aku langsung mengambil handphone-ku kembali dan menyebarkan berita bahagia ini ke orangtuaku,kerabatku,dan dia.
“Aku diterima Bang!,” semoga kabar ini membawa berkah untuk semua.
“Iya, hehe. Makasih untuk doanya Bang!,” lanjutku.
Cukup untuk beberapa patah kata pagi ini. Kebetulan, ayahku sedang keluar kota, jadi aku langsung menelpon beliau. Benar – benar terharu saat aku mendengar nasehat – nasehat beliau dari seberang sana. Aku akan berjuang demi kalian !
            Pagi yang indah, sangat disayangkan jika aku tidak bergegas untuk mandi. Sebelum mandi akan lebih baik beberes rumah lebih dulu, segalanya akan sangat menyenangkan hari ini, aku langsung ke dapur mencuci tumpukan piring kotor yang merusak mataku. Menyapu sudut - sudut rumah, dan halaman yang menanti ayunan sapu dari tanganku. Ayo! Lebih cepat,lebih baik!
            “Bu, Ayi pergi ke tempat Tika,”
            “Iya, jangan lama – lama Yi,” pesan ibuku.
            Alhamdulillah tak henti kuucapkan Ya Allah, mungkin memang benar jalanku disini, tidak ditempat lain. Ucapan orangtua memang tidak bisa diremehkan, dari sekolah dasar hingga seperti ini pun, studiku masih tak lepas dari beliau. Terimakasih atas bimbingan-Mu Ya Allah, tidak ada satupun zat yang mampu menandingi kekuasaan-Mu Rabb.
            “Ah Mel, gk lolos gue, bingung gue juga ini kenapa gak ada yang lolos coba? Perasaan soal – soal kemaren itu gak susah – susah banget deh,”
            “Anah, apa mungkin jurusan yang loe pilih kemaren kebanyakan peminat ya Ka?,” aku coba menebak.
            “Entahlah, pening palak gue Mel. Kayaknya gue mau ke akbid yang di jakarta itu aja deh,” Tika mencoba menenangkan diri.
            Semua berbeda ketika angan – angan belum tercapai, perlu menggunakan cara berikutnya untuk menentukan pilihan. Akan indah pada waktunya jika kita mengikuti garis-Nya, hanya Dia yang mengerti jalan hidup ini sesungguhnya.
            Sejak saat itu, Tika mendaftar di salah satu perguruan tinggi kesehatan di Bekasi. Dia mengambil jurusan kebidanan. Sedangkan Ira diterima jurusan Statistika di satu universitas Semarang. Hampir sama dengan Tika, Putri dan Shelly melanjutkan studinya di Poltekkes negeri jakarta dengan jurusan yang sama, kebidanan. Alangkah senangnya aku mendengar keluarga besar Science One sekarang sudah tersebar di berbagai penjuru daerah,ada yang di Padang,Bogor,Malang,Palembang,Jakarta,Semarang,dan sedikit sisanya ada di kota tercinta.

**
            “Pos...!!,” ibuku langsung bergegas ke ruang depan. Aku mengikuti sampai ruang tengah saja.
            “Dengan saudari Amelya Herda Losari?,” aku langsung keluar dan meng-iyakan. Mengambil pena yang diberikan Pak Pos dan menandatangani kertas yang ditunjuk laki – laki itu. Kuterima amplop yang menurutku cukup tebal untuk amplop berukuran persegi panjang berwarna putih, dan tertera nama satu lembaga di amplop tersebut.
            “Alhamdulillah diterima Bu,”
            “Alhamdulillah, yang di Jogja itu ya?,”
            Keinginanku untuk melanjutkan studi di luar kota sepertinya tak akan terjadi saat ini. Harusku kubur dalam – dalam keinginanku yang satu ini. Takdir tidak mengizinkanku ke luar dari lingkaran ini.




Dunia Pelajar yang Sesungguhnya

Dear diary, 03 September2012
            “Pecahkan saja gelas itu!! Biar riuh!”
Hari ini bener – bener kacau! Apa – apaan ini, hari pertama aja udah disajikan kejadian yang bikin gila! Orangtua macam apa mereka itu, anaknya mau mulai masuk kampus malah kayak gini! Gak pernah ngerasain jadi anak tah?! Semua orang bilang kalo rumah itu surga bagi keluarga, tidak untukku, neraka lebih tepat,sepertinya. Bertengkar tidak pada waktu dan tempatnya, miris sekali mereka.
Udara segar yang baru aku tau, ternyata berangkat lebih awal itu menenangkan,dan menyenangkan. Hembusan angin, lampu – lampu jalan yang mulai bersaing dengan matahari,kicauan burung bersahutan, kokok ayam yang masih terdengar beberapa, dan segelintir pengendara yang terlihat bergegas menuju impiannya masing – masing.
Sepanjang jalan menuju kampus, baru kali ini aku melihat warna hijau bisa berjalan seperti ini. “Ya Tuhan, banyak banget calon – calon ini,” decak kagum sempat terlintas dibenakku. Semoga dapet temen baru, senior yang mengasyikkan dan instruktur yang mengagumkan. Semoga.
Hari pertama, aku bisa mati kelaparan kalau saja aku tidak mengisi perutku siang ini. Tetapi untung saja, aku bertemu sahabat lama sejak SMP. Dunia ini sempit, sangat sempit. Kemana pun kaumelangkah, jika takdir mempertemukan, diam seribu bahasa. “Lapaaaarr!! Makanan mana makanan?!”rintihan perut mulai memanggil. Sungguh diluar dugaan jika akan seperti ini, berdesak – desakan ditengah kerumunan orang yang mulai menjelma bak kanibal mencari mangsa. Meski satu tujuan, satu pikiran, satu perjuangan, satu tempat dan situasi tapi tidak untuk sekarang, rintihan ini lebih penting dari apapun.
Alhamdulillah, agenda hari ini selesai. Teman baru,suasana baru,wawasan baru memaksaku menghentikan langkah saat ‘diskusi’ kami yang penuh ‘ketegangan’ ini berlangsung.
“What?! Tantangan?! Apaan emang?”Leni kaget sesaat mendengar beberapa patah kata.
“Iya, besok kita semua harus dateng pagi, kumpul dibawah tiang bendera itu. Nah,yang telat kita hukum!”
            “Terus sisi tantangannya dimana?,” timpal Leni dengan lagak sombong.
“Gue belum selesai ngomong Len,”disanggahnya dengan wajah datar.
Aku terkekeh saja mendengar mereka, ternyata hanya tantangan kecil menurutku. Besok harus datang lebih awal dari biasanya, bilaperlu jadi orang pertama sebelum security.Bilaperlu ini. Kalau ada yang telat diantara kita berlima, orang tersebut harus bilang ke ‘kakak kece’ itu untuk minta foto. “Hah?!,” Serius saja aku terkejut mendengarnya, apa – apaan ini baru beberapa hari berteman sudah ada tantangan. Hal gila apa yang sudah aku dengar hari ini !.


**
13 September 2012
Bismillah...
Mulai hari ini akan ada warna baru dalam hidupku, bukan berarti melupakan warna yang lain, tetapi menambah warna yang lebih terang dalam hidupku dan kuakhiri dengan senyum bangga kelak.
Di bawah rindangnya pepohonan, banyak pasang mata berkumpul, saling tatap penuh makna, wajah asing yang belum pernah tersirat dalam benakku menimbulkan sejuta tanya dalam pikiranku. Teman baru? Semoga bisa melangkah senada dihari berikutnya.
Alhamdulillah, saat pembagian kelas kemarin, namaku terpampang di kelas A, meskipun hanya di urutan ke-8 aku harus tetap bersyukur bisa masuk kelas ini. Dimana pun tempatnya, aku harus bisa menyesuaikan.
Perkenalan, satu per satu saling berkenalan. Aku baru sadar bahwa hanya aku yang menempati urutan pertam di daftar kehadiran kelas, setelah beberapa tahun yang lalu aku berada di urutan kelima. Mencengangkan! Bisa dibayangkan jika selalu aku yang maju pertama saat presentasi kuliah nanti. Oh tidakkkk!!

**
Dunia kampus dunia para pelajar yang sesungguhnya, dunia yang di penuhi dengan pemikiran, perdebatan, pergolakan jiwa menentukan jalan yang akan diambil, orang mengatas namakan mereka sebagai seorang mahasiswa, yang berjalan penuh dengan ambisi ingin merubah dunia, penuh dengan impian, memilah berbagai macam keilmuan, memilih mana yang diambil utuk menjadi pandangan hidup.
“Oke class, Good morning?,” perkuliahan pagi ini dimulai dengan bahasa internasional. Maklum saja karena aku singgah di jurusan ini. Belum terlalu mengenal satu sama lain, hanya senyum yang baru kami lemparkan sesama. Kuperhatikan seksama wajah mereka, seperti wajah – wajah sang pemimpi yang penuh tekad meraih cita – citanya.
Hari ini hanya satu mata kuliah yang hadir, jadi bisa lebih cepat sampai rumah. Tetapi tidak berlaku untukku, aku lebih senang menghabiskan waktu di luar rumah, sembari melihat dunia luar. Rasanya seperti sia – sia jika berangkat layaknya anak SMA tapi pulang layaknya taman kanak – kanak.
2 bulan kemudian...
“Kayaknya kita ini baru masuk loh, tapi tugas udah numpuk aja,”
“Iya nih Mel, dosennya gak kira – kira.Hohh.. baru awal ini Ya Allah,” sahut icha yang sedang asik memainkan gadget-nya.
Tidak salah, menggapai satu cita – cita memang perlu kerja keras dan doa. Aku berharap kelulusan nanti akan mendapatkan yang terbaik, camlaude.Aamiin.
“Wah, bakal nge-list tugas minggu depan nih,” tambah Hilda.
Entah kenapa, Tuhan mempertemukan aku dengan sahabat – sahabatku sejak SMP dulu. Mungkin ini yang disebut jodoh, jodoh yang bersahabat atau bersahabat yang jodoh? Ah, entahlah.
Semakin hari semakin ku mengenal mereka semua, meskipun masih ada yang sulit ditebak tetapi kurasa lambat laun akan terungkap. Pengumuman, seorang mahasiswa harus cekatan dalam segala hal, termasuk segala bentuk pengumuman di kampus.
Melihat kalender akademik rasanya tak mungkin untuk berlama – lama menetap di kampus ini, ingin cepat – cepat lulus dari sini. Jadwal praktikum yang akan jadi agenda tahunan sudah terbahak – bahak menatapku, matrikulasi hanya melempar senyum, dan aku membalas tatapan mereka tajam. Hah, jangan menatapku seperti itu kawan! Lihat saja nanti.
“Yeay! Kita satu lokal !” teriakku dari arah kerumunan di depan pintu Pusat Bahasa.
“Nama gue mana?” tanya Silvi penasaran.
Yang namanya jodoh,ya tidak kemana. Berusaha sekuat apapun, pasti kemanapun kamu melangkah, jika ditakdirkan berhenti di tempat yang sama? Terima saja.

**
            Awan putih tak menampakkan diri pagi ini, bahkan  matahari pun enggan untuk hadir seakan tahu isi hatiku, ya hanya kabut tebal yang membuat kaca helm ini ber-embun. Malas rasanya untuk pergi ke kampus hari ini, paling – paling dosennya datang telat lagi.
Memberikan kenangan pada setiap detiknya membuatku ingin selalu menulis setiap kejadian yang kulalui.
“Kakak kece!!!!!”
“Mana mana mana??!,” separo kelas heboh dan keluar kelas dengan rasa penasaran yang membuncah. Aku terkekeh saja melihat mereka seperti itu. Apalagi pemandangan dari kelas atas ini lebih nampak semuanya, makin puas saja aku menipu mereka. Hahaha...
“Auu...,”
“Kenapa Mel?” tanya salah satu temanku.
Entah kenapa kejadian ini terulang lagi, baru setahun yang lalu seperti ini.
“Au,sakit Ra. Susah dilurusin kaki gue” rintihan menahan sakit yang benar – benar membuatku lumpuh sementara saat itu. Malu sekali jadi pusat perhatian para pedagang di sepanjang jalan candi Borobudur itu. Niatnya ingin membetulkan posisi alas kaki, tapi ketika hendak mengangkat tubuh ini seperti ada yang mengunci engsel lututku, nyeri, tak bisa digerakkan seperti biasa dan memaksaku terjatuh duduk diatas paving yang kupijak.
Selang beberapa menit,para pedagang langsung berkumpul menngelilingiku, sedangkan aku sibuk menyelamatkan bawaanku, “siapa yang tau jika ada yang menggunakan kesempatan ini”? Pikirku.
“Kenapa Mbak?” tanya seorang ibu –ibu.
“Ini Buk, kakinya gak bisa dilurusin” jelas teman sebangku di sekolah.Wanita itu berlalu dengan cepat.
Kenapa seperti ini, membuat teman – teman seangkatanku menunggu karenaku,merepotkan saja.
“Ini Mas, tolong dulu Mbak ini, kakinya gak  bisa dilurusin,” logat jawa pun dia gunakan. Ternyata ibu  - ibu tadi memanggil mamas-mamas ini toh. Dengan sigap laki – laki tadi menghampiriku dan mencoba memijat kakiku yang sebelumnya dia menyuruhku menarik sedikit celana jeans ku keatas. Sembari memijit kakiku, mamas – mamas itu bak seorang dokter yang menghibur pasiennya dengan beberapa pertanyaan spontan. Perlahan kaki ini diluruskan sambil sedikit ditekan bagian lututku, sungguh tak akan terlupakan,sakitnya. “Keahlian ini harus gue curi nih! Biar gue bisa ngobatin kaki gue sendiri kalo aja terulang” otakku mulai mencerna situasi.
Kuseka airmata yang menutupi wajahku, senang bisa berjalan seperti semula walau masih agak nyeri. Tempat ini, jalan ini,candi ini,kota ini,hari ini akan jadi momen indah tak terlupakan.
“Ya Allah, makasih ya Mas, Mbak” tidak ada kata lain yang bisa keluar dari mulutku saat itu, hanya kata “Terimakasih” yang mendalam. Penduduk disana sangat baik hatinya, mereka semua bilang “Hati – hati ya Mbak,”. Saat itu aku jalan sambil dibopoh temanku, sendal yang ku pakai dari Bandar Lampung sampai sini sudah putus talinya, terpaksa aku nyeker. Sembari menahan ngilu di kaki mungilku, aku mampir ke tempat dagang sepatu dan sendal, aku pilih asal saja, toh, hanya dipakai dua hari lagi.
Pertanyaan temanku cukup untuk menyadarkanku dari kenangan ini.
“Gilaaak!! Gue serius tauk! Sakit, gak bisa dilurusin ini,” rintihan yang sama.
Azan zuhur sudah berkumandang, para khotib siap menyiarkan khotbahnya, dan kaum laki – laki wajib ke masjid kampus. Tinggallah para wanita duduk dikelas sembari menunggu gerbang kampus dibuka setelah salat jumat.
“Gimana ini Mel kaki loe? Gue telpon emak loe ya biar jemput loe?,” saran Hilda yang saat itu sedang memegang hanndphone-nya.
Berbagai saran sudah ku dengar detik itu. Kalo gak loe telpon tukang pijet langganan loe?.  Atau loe pulang sekarang minta urutin dirumah?.Tetapi aku menolak saran, aku lebih memilih menunggu waktu dan seseorang yang sudi memijitku.
Ternyata tidak sedikit yang mengetahui kejadian ini.
“Get well soon Mel!” teriak laki – laki dari lantai bawah.
“Nanti gue doain kok Mel biar cepet sembuh!” sahut yang lain sambil menahan tawa. Sial, diejek seperti ini kah?!
“Mana Mel? Disini?” sambil menunjuk telapak kakiku.
“Iya Cha, loe tarik dari situ, tapi pelan-pelan!”
“Kluk..” suaranya hampir mengalahkan suara jangkrik yang sedang berpesta malam hari.
“Ya ampun Mel, suaranya gitu banget, kerasa banget tauk Cha, sepatunya aja sampe gerak pas gue pegang,” jelas Hilda yang menyaksikan proses pengobatan tadi. Sisanya hanya bengong mendengar suara yang dihasilkan lututku.
Untuk kedua kalinya lutut ini bermasalah, semoga tidak terulang. Terimakasih untuk mereka yang pernah menyelamatkan kaki ini. Terimakasih...

**
Jadwal perkuliahan begitu padat dua hari ini. Mata kuliah full dari pagi hingga menjelang zuhur.  Pukul setengah tiga waktunya untuk matrikulasi, kewajiban setiap mahasiswa baru sebagai persyaratan wisuda nanti. Kami masih seperti anak  sekolah  pada umumnya, perkuliahan dimulai pukul 07.15 pagi dan paling lama selesai menjelang zuhur, tetapi kembali ke dosen, jika mereka tidak menghendaki masuk sesuai jadwalnya, maka dia akan mengganti jadwal perkuliahan seenaknya. Mahasiswa, begini resikonya. Semua serba sendiri, jika kita tidak pandai – pandai mencari celah, bisa-bisa salah alamat.

Tentang Waktu
27 November 2011
Akhir" ini terlalu mudah bagiku untuk mengeluarkan airmata, terlalu menyentuh hati  jika ada sesuatu yang membuat aku terkejut, terlebih kesepian yang selalu memaksaku menemaninya.
Aku rasa tahun ini aku harus lebih giat lagi dalam mencapai sesuatu, dibutuhkan keseriusan dalam segala hal, dicukupkan waktu untuk membaginya dengan cermat tepat. Benar - benar butuh support lebih dari orang sekitar, benar – benar ingin mencapai kesuksesan dengan jalan yg Dia Ridhoi.
Ya Rabb, permudahlah aku dalam memahami segala bentuk pelajaran dari-Mu, berikan aku  hidayah dan ridho-Mu dalam setiap langkahku. Jadikan aku orang  paling beruntung dari orang yang kau kehendaki sebelum aku.
Tuhan... Aku ingin mereka tersenyum ,menangis haru dan bangga atas keberhasilanku kelak, aku ingin menjadi teladan bagi adik – adikku. Aku ingin mereka bangga memiliki anak sepertiku, memiliki kakak sepertiku.
And i believe! I can do it! A shining star is a superstar!
            Tuhan....
Engkau tidak pernah menolak doa yang mulia, Engkau hanya menunda, hanya menyimpan rahasia sampai tiba waktunya. Karena hanya Engkau yang mampu menjalankan mesin waktu sesungguhnya. Dan demi waktu yang berputar setiap detiknya, tak akan aku sia – siakan semua kesempatan yang Engkau berikan kepadaku.
P.S : I need you Mom, Dad, Brotha, and youngest sista ! your support, your affection is important for me! J

            Mega hadir membawa matahari kembali beristirahat sampai fajar membangunkannya. Terdengar lantunan Kalamullah dari pengeras suara masjid di dekat rumahku. Waktunya menutup semua jendela dan hordeng yang melengkapi setiap sisi rumahku. Jam segini, ibuku biasanya baru pulang dari ngajar privat-nya, berangkat pukul tiga sore dan baru kembali menjelang magrib, dua tempat sekaligus dia datangi. Ayahku masih di rumah sakit, beliau tugas di salah satu rumah sakit Bandar Lampung, sebagai anggota binrohis disana, baru akan tiba dirumah sekitar pukul sepuluh malam saat aku tertidur. Terkadang ada jadwal tertentu untuk mengajar ngaji dari satu rumah ke rumah lainnya. Sedangkan Adikku yang pertama masih duduk di ujung bangku sekolah dasarnya dan dia sedang asik menonton cartoon dengan adik keduaku.








Pejalan Kaki dan Jalan Raya
01 april 2011
            Hari ini pasti,selalu dan akan tetap ramai setiap pukul 06.00 pagi bahkan dibawah waktunya. Punya peraturan yang setiap awal bulan tepat ditanggal 1 semua penghuni XII IPA 1 berhak menentukan tempat duduk mereka masing –masing,tanpa protes,tanpa penghalang dan tanpa diskriminasi.
            Drrtt...drrt...
Ira :
01/04/2013 05:01
Mel, dateng pagi ya.. Cupin kita di depan lg. kyk ny gw agak siang. Tolong y mel.

Me :
01/04/2011 05:30
Sbb ra, insyaallah. Gue bru bangun nih.  Hhe.
            Insyaallah-nya orang indonesia selalu begini. Hehe.. pagi ini aku tidak bisa tepat waktu, suara ayam jantan tidak berkokok pagi ini, jadi aku tidak sadar jika sudah siang begini. Tak perlu basa – basi aku langsung ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu,menunaikan salat subuh di tengah waktu. Seperti biasa, aku membantu ibu di dapur untuk mencuci gunungan piring kotor sebelum aku pergi mandi.
            “Zah, cepetan mandinya!!! Gue berangkat pagi!!” teriakku dari dapur, adikku yang pertama sedang memakai kamar mandi, dan ini menambah waktu berangkatku.
            “Sabaaar wooy!! Gue juga berangkat pagi!!”
            “Makanya kalo mau berangkat pagi itu jangan bangun siang,” celoteh ibuku dimulai. Terpaksa tak sempat sarapan pagi ini, selalu begitu kalau awal bulan.
            Jalanan ini serupa dengan jakarta tapi tak sama. Pukul 07.00 banyak kendaraan yang tidak ingat aturan lagi, ada yang tiba – tiba keluar dari gang kecil dengan kecepatan tinggi tanpa tengok kanan dan kiri, ada yang menyalib tanpa mata, dan tidak sedikit kendaraan yang membunyikan klakson ditangannya masing – masing seperti satu irama jika digabungkan. Karya seni yang tidak disadari.
            Gerbang sudah dijaga oleh beberapa penguasa penting di sekolah. Semua siswa jika pukul 07.15 belum masuk gerbang,pasti akan ada hukuman yang menanti mereka disana. Masih kurang sedikit untuk terlambat hari ini, untung saja aku diizinkan masuk oleh para penguasa itu.
            Haah..haah.. Napasku tersenggal – senggal, akibat berlari – lari dari luar gerbang tadi. Meskipun kelasku hanya jarak 20 meter dari gerbang kedua tetapi tubuhku sudah menghasilkan cairan hasil proses pembakaran lemak tadi.
            “Wooo... ameeeell!! Kita di depan nih,” baru sampai saja sudah di amuk begini, tapi tak apalah yang penting duduknya bertatapan langsung dengan guru.
            “Hoohh.. capek coy, sukur alhamdulillah gue bisa sampe’ sini. Ya ampun,” aku langsung melepaskan sepatuku dan bergegas masuk untuk duduk.
            Waktu yang singkat hari ini, sesingkat senyum dari seseorang yang kujumpai pagi tadi. Sebelum pulang, para siswa laki – laki diwajibkan salat jumat terlebih dahulu di masjid sekolah kami. Sedangkan siswa perempuan bebas melakukan apa saja, gerbang terbuka lebar, siapapun boleh keluar masuk jika hari seperti ini karena masjid di sekolah kami sudah digunakan untuk para muslim yang ingin menghadap Tuhannya.
            Agenda yang rutin diadakan teman – teman sekelasku sangat menarik, setiap jumat siswa perempuan pasti ada yang membeli nasi bungkus di depan sekolah, dan paling mengasyikkan jika dimakan bersama – sama. Pertama, gratis untuk yang tidak mengeluarkan kocek,termasuk aku, tetapi aku lebih sering membawa bekal dari rumah. Kedua, menjaga keakraban antar individu. Mengagumkan.
            K-Pop Lovers dikelasku pasti ada! Pasti! Penggila Korean, dari boyband hingga asal mula terbentuknya negara gingseng itu. Oh tidak!! Aku tenggelam dalam kerumunan manusia yang benar – benar sudah gila sepertinya. Setiap detik tidak ada waktu untuk telingaku mendengar lagu – lagu lokal, selalu korean. Boyband, movie, trend mode,aksara sampai issue yang terjadi disana. Setiap ada waktu luang, K-Pop Lovers akan melancarkan aksinya, menonton video klip boyband misalnya. Hanya beberapa lagu yang telah mengkontaminasi otakku saat ini, super junior – bonamana. Baiklah, otakku tidak seberapa menolak jika masih satu virus yang masuk.
            Minggu ini diisi dengan acara bebas, terserah masing – masing akan melakukan apa yang penting tidak mengganggu hak oranglain, itu cukup. Siswa perempuan di kelasku sangat kreatif, banyak ide yang mereka gunakan untuk mengisi waktu luang. Ada tiga orang atau lebih berkumpul membentuk lingkaran,lalu saling curhat. Ada juga yang gila kamera, satu persatu bergantian mengambil gambar pose teman – temannya. Duduk santai di depan kelas sambil makan makanan ringan juga lumayan banyak. Yaaa itulah mereka, selalu ada tingkah yang di luar dugaan.
            Siswa laki – laki sudah menyebar dari pintu masjid,menandakan mereka telah menunaikan urusan mereka dengan Tuhan. Sekarang giliran kami para siswa perempuan bergegas mmengambil mukenah dan langsung menuju ke masjid untuk salat zuhur.
Hmm.. berhadapan dengan buku pelajaran ‘lagi’. Sehabis salat zuhur, rasanya enggan untuk kembali menghirup udara pengetahuan di ruangan ini, panas, bosan, lelah jadi satu. Sudah beberapa minggu ini aku benar – benar lelah, seperti kehilangan waktu istirahatku. Semoga pengorbanan ini tidak sia – sia saat ujian nasional nanti.
Jujur, materi yang disampaikan oleh guru hari ini tidak ada yang menempel di otakku. Waktu yang kunanti datang juga. Pergi dan pulang berbeda, pergi diantar dan pulang tak dijemput. Hampir senja, masih separo jalan untuk sampai dirumah. Setiap pulang sekolah aku selalu jalan kaki untuk sampai tempat tinggalku,hanya 1km dari sekolah ke rumah. Tak enak hati merepotkan orangtua, lebih baik aku jalan santai sembari melihat anak – anak kecil bermain, dan kendaraan yang menurunkan penumpang di ujung jalan, ini lebih mengenang.



Study Tour
22 Juni 2011
Kebersamaan dimulai. Semua siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Bandar Lampung sudah berkumpul di area sekolah. Rencana yang aku tunggu – tunggu akhirnya datang juga. Tidak sedikit barang yang dibawa oleh teman – temanku. Ada yang sudah membawa koper tapi membawa tas gendong pula. Hari ini mereka tampak mahasiswa, mengenakan celana jeans, sweater, topi dan masih banyak yang menggantung dibadan mereka.
Kecewa sekali aku, sudah datang lebih awal tetapi tetap saja tradisi orang indonesia tidak berubah. Kami baru berangkat dari gapura sekolah pukul 8 pagi. Perjalanan kami diawali dengan kalimat bismillahhirrohmaanirrohiim dan doa masing – masing.
Posisi duduk sesuai keinginan para siswa. Para pembimbing hanya mengabsen siswanya untuk masuk ke dalam bus. Hampir lima kali kami diabsen para pembimbing. Aku memilih di depan,bangku nomor tiga dari sebelah kanan supir. Cukup untuk dua orang. Selama SMA, aku sangat akrab sekali dengan tiga orang yang sudah menemaniku selama hampir lima tahun ini, bagaimana tidak? Sejak duduk dibangku SMP, aku selalu satu kelas dengan mereka. Subhanallah. Bagaikan satu keluarga yang kokoh.
Senang sekali rasanya bisa satu ruangan dalam perjalanan yang memakan waktu berhari – hari dengan ipa 1, tidak sabar untuk sampai di tanah jawa. Masa – masa seperti ini benar – benar terjadi, SMA adalah hal terindah yang pernah kualami. Hanya SMA yang bisa merasakan keluh kesahku, akan sangat kurindukan momen seperti ini Tuhan.
Rute kami berawal dari Demak,Yogyakarta lalu diteruskan ke Bandung dan akan berakhir di Jakarta. Akan sangat melelahkan perjalanan kali ini. Keadaan di bus sungguh mengasyikkan, tiada kata yang dapat aku katakan saat langit mulai gelap sore itu. Aku paling senang kalau lewat jakarta, sebab banyak kendaraan lalu lalang disana, jalanan sudah seperti lautan kendaraan.
Hari pertama,kami mengunjungi Demak, disana kami sampai sekitar pukul 07.00 pagi, salat subuh di masjid kendal. Setelah salat subuh, aku dan teman – temanku memebeli beberapa cemilan dan minuman hangat, kami kedinginan di bus, air conditioner yang suhunya bisa mencapai hibernasi kutub utara.
. Tanpa pikir panjang, rombongan wisata kami langsung menuju Demak, disana banyak orang berziarah, setiap harinya selalu ramai. Aku keluar dari bus dan langsung mencari kamar mandi untuk mandi, aku tidak tahan hampir sehari tidak sempat bersih – bersih badan. Rela menunggu antrian demi kenyamanan bersama.
Disana,semua pengunjung diwajibkan mengambil air wudhu sebelum memasuki area masjid Demak dan pemakaman para wali. Dengan niat baik, kami menuju pelataran masjid, lalu melihat – lihat berbagai macam benda peninggalan zaman dulu yang masih tertata rapi di etalase dan dirawat dengan baik di museum.
Tidak lama kami ada di Demak, setelah itu kami kembali melanjutkan perjalanan ke Jogjakarta. Perjalanan masih sama, dingin yang menusuk seluruh persendianku, memaksaku beringkuh di atas kursi.
Kami tiba di Jogjakarta sekitar pukul 15.00 sore. Peristirahatan pertama kami disini, Yogyakarta memakan waktu dua hari semalam. Kami terlambat untuk tiba di hotel yang telah di booking oleh panitia, karena sorenya kami langsung mampir ke candi borobudur. Keagungan Tuhan bisa kulihat disini, tampak kecil aku jika melihat bangunan ini bila dilihat dari kejauhan, dan ini seperti raksasa yang sedang bermeditasi. Subhanallah, ini kebesaran-Mu.
Penasaran dengan benda raksasa itu, membuat langkahku berlari menujut loket. Tetapi alhamdulillah, rombongan pariwisata kami langsung masuk, ternyata sudah diatur oleh panitia sekolah. Great!. Untuk mengunjungi area candi, kami diharusakan memakai kain batik, katanya sih supaya sopan naik ke puncak candi.
Menghirup udara sore di puncak candi ini, aku bisa merasakan kesegaran ini, keindahan yang belum pernah ku temui sebelumnya. Menyentuh dinding – dinding relief candi, melalui manusia yang benar – benar di bawah kuasa-Mu Ya Rabb.
Hanya sebentar melihat – lihat pemandangan dari puncak candi yang begitu megah, orang – orang yang sedang berjalan di bawah sana tampak seperti semut. Sangat kecil. Bagaimana aku di hadapan Tuhan?
Aku dan teman – teman sekelasku mengabadikan semua momen ini. Kami naik ke pelataran candi, area itu begitu ramai, pelancong asing berlalu-lalang. Saat kami ingin menaiki tangga, kami melihat turis asing seperti orang asing, karena temanku sangat menginginkan turis tersebut untuk berfoto dengan kami, akhirnya aku menghampiri turis itu.
“Can I take picture with you?”
“Oke you can,” dengan senyumnya yang begitu memikat, dan benar – benar good-looking menurutku mampu membuat hatiku dag dig dug.
Aku dan teman – temanku memisah dari rombongan untuk mencari pelancong lainnya, kami berempat berfoto bergantian, terkadang kami memberhentikan teman kami yang tanpa sengaja lewat di depan kami, maklum saja jarang sekali kami pergi kesini berbarengan.
Hampir pukul 05.00 sore kami mendengar pemberitahuan dari pengeras suara yang mengatakan bahawa rombongan pariwisata MAN 1 Model Bandarlampung diharapkan untuk segera menuju bus masing – masing karena kita akan melanjutkan perjalanan.
See you borobudur, see you semua pedagang yang baik hati, see you next time. I’ll be here soon.
Sungguh berat hati ini meninggalkan tempat yang sudah menggoreskan kenangan walau hanya setitik. Mau tidak mau kami bergegas meninggalkan tempat wisata, kami melaju ke penginapan Musafira Hotel.  Lelah rasanya, magrib baru tiba di penginapan. Aku dan tiga orang temanku langsung masuk ke penginapan dan mencari kamar, tanpa sepengetahuan yang lain, alhamdulillah kami sekamar hanya ber-empat.
Waktu semakin larut, kami istirahat sejenak lalu mandi secara bergantian. Sedikit angin yang dihasilkan dari kipas di samping televisi membuatku ingin rebahan sembari menunggu giliran. Rencana pertama setelah sampai penginapan malam ini adalah take a walk bersama science one lainnya. Sangat jarang bagiku untuk bisa bersenda gurau bersama mereka, menikmati malam di kota lain dan menyapa langit dengan tawa.
Guys disuruh makan malem tuh sama guru – guru!”
“Oke, tengkyu kawan! Nanti kitaorang kesana,” sehabis mandi,kami langsung mengenakan piyama, dan kebetulan kami sedikit serasi dengan mengenakan piyama.
Kamar kami ada dilantai bawah jadi tidak seberapa sulit untuk menjangkau makan malam yang telah menanti kami. Tidak banyak makanan yang masuk ke perutku malam ini, tidak ada yang bisa membuatku nafsu akan mereka, yang ada di pikiranku hanya ingin keluar menikmati malamnya jogja dan menulusuri Sayidan tanpa beban.
“Bu, kami boleh  keluar sebentar gak?,”
“Udah malem ini Nak, gak usah ya?”
Kami memaksa, rugi saja kami jika malam ini tidak bisa menyapa malam indah ini. Tetapi akhirnya paksaan kami berbuah manis, kami diizinkan keluar dengan syarat tidak boleh larut malam dan tidak boleh berpencar. Kami sepakati semua itu.
Subhanallah, terang benderang disini. Para penduduk kota banyak yang masih sibuk dengan aktivitas masing – masing. Semua tidak memandang usia, ada bapak – bapak paruh baya yang masih bekerja mencari nafkah dengan menawarkan delmannya untuk ditumpangi, ada juga para remaja yang sekedar berkumpul dengan teman – temannya adu style dengan sepeda fixie mereka. Andai aku diberi kesempatan lebih lama disini, mungkin tiap malam aku akan refreshing ke tempat seperti ini, kota pelajar.
Lebih terasa perjalanan malam ini apabila berjalan dari penginapan hingga pasar malam. Entah kenapa, aku hanya suka melihat barang – barang yang bagus disini tapi tidak untuk dibeli, seperti hanya sebuah hasrat belaka. Aku hanya ikut memilih dan memilah barang yang cocok untuk dibeli teman – temanku, ya sekedar itu. Masih banyak tempat yang belum aku kunjungi dalam perjalanan panjang ini.
Alarm handphone-ku berdering menandakan waktu subuh tiba. Enggan beranjak dari kasur empuk ini, masih pagi buta pula. Kembali tertidur beberapa menit sebelum teman sekamarku membangunkanku. Akhirnya aku salat subuh,bersantai ria sejenak dan pergi mandi secepatnya. Handphone-ku selalu kuusahakan dalam keadaan batrey-full.
Rencana pagi ini, mengelilingi malioboro-nya dan wisata batik di jogjakarta. Menarik! Tidak sabar ingin cepat – cepat mandi. Setelah kami semua mandi, tak lupa untuk sarapan. Menu pagi ini nasi goreng yang lezat, makan terasa lebih nikmat bila berkumpul semua.
Hanya jaket kelas, celana jeans dan jilbab yang ku kenakan saat itu. Sebelum berkeliling, kami mampir ke Keraton Jogjakarta. Bukan kami sebenarnya, bukan aku, tapi hanya teman – temanku. Aku dan Putri teman sekamarku, sedikit tersesat dari rombongan, aku lupa penyebab semua ini.
Aku dan Putri malah keliling malioboro menggunakan becak-nya jogja, terlihat seperti orang ling – lung, kami seperti ditipu, awalnya diajak keliling lalu berhenti di satu toko dan sampai akhirnya meminta uang lebih saat kami ingin kembali pulang ke bus. Sial! Pikirku, apa – apaan ini.

24 Juni 2011
Pagi ini kami langsung membereskan pakaian dan barang – barang kami, karena pagi ini juga kami harus meninggalkan penginapan ini. Selamat tinggal Musafira Hotel,selamat tinggal Sayidan, selamat tinggal daun yang bergoyang. Selamat tinggal.
Memutar arah perjalanan, kami pergi ke Candi Prambanan. Perjalanan lumayan lama hari ini, sore hari tiba di Prambanan. Reruntuhan akibat gempa gunung Merapi beberapa tahun silam masih meninggalkan jejak yang tak terlupakan, meratakan seluruh makhluk hidup disekitarnya, hanya butiran – butiran pasir yang menjadi saksi bisu.
**
            24 Juni 2011
            Kami segera mengambil barang bawaan yang sebelumnya di bagasi mobil. Keadaan kali ini tidak memungkinkan untuk keluar malam terlalu jauh dari penginapan. Udara kota kembang memang tidak bisa diremehkan. Dingin kembali menyikat setiap tulang dan persendianku. Rombongan pariwisata kami tiba pada malam hari.
Penginapan disini sedikit mengurangi rasa nyamanku. Aku dan sebagian teman seperjuanganku kebagian kamar di lantai dua, dan satu kamar isinya enam orang,mengecewakan.
Setelah selesai menyelidik setiap bagian kamar dan meletakkan semua barang bawaan. Aku istirahat sejenak, dan sembari menunggu giliran mandi, aku menghidupkan televisi. Saat aku ingin membuka pintu dan keluar, ada satu temanku yang ceroboh saat itu.
“Ini duit siapa? Kenapa di sebar – sebar gini?” teriakku kepada semua penghuni kamar. Lembaran lima puluh ribuan berserakan dibelakang pintu keluar.
“oh iya, itu duit gue belum gue taro dalem tas,hhe biarin aja disitu nanti gue ambil” tanpa dosa membiarkan uang – uang itu berserakan. Aku khawatir saja kalau dia tidak bisa makan dijalan hanya karena kecerobohan ini.
**
            Malam ini, the boys mengajak kami untuk pergi ke distro baju dan tempat – tempat belanja yang murah disini. Ternyata alumnus yang studi di salah satu instansi swasta di bandung mampir ke penginapan ini, jadi mengajak hanya beberapa orang saja untuk ikut keluar malam ini. Tetapi aku dan lima orang temanku lebih memilih istirahat sejenak dan setelah itu memilih untuk mengelilingi penginapan ini dari luar berjalan kaki.
            Keluar dari penginapan perlu mengenakan jaket, jujur saja aku tidak kuat merasakan dingin seperti ini. Ku  tutup seluruh tanganku, ku balutkan sebagian jilbab ke wajahku. Malam yang dingin ini senang bisa berada di kota ini kawan.
            “Wah, kamar kita keliatan dari sini. Hahaha”
            “Iya juga ya. Wah, itu apa tuh yang ngegantung di jendela kamar kita?” firasatku tidak enak, seperti ada orang berpakaian putih yang sedang menggantung di pinggir jendela. Aroma mistis telah menyelimuti kami malam ini. Tidak ingin berlama – lama di jalan raya ini, kami mempercepat langkah kami.
Malam semakin larut, mata tidak bisa menahan hasratnya untuk segera berpetualang di alam bawah sadarku. Jujur, aku belum bisa tidur, masih was – was dengan kamar yang kami tempati ini. Semua lampu tetap dimatikan, alasannya ada beberapa temanku kalau tidur harus mematikan lampu kamarnya.
**
26 Juni 2011
Tengah malam tadi seharusnya ada hal yang mengejutkan, tetapi semuanya gagal karena ternyata semua penghuni kamar tertidur pulas. Freak sekali surprise-nya, bangun di subuh hari, dan to de point saja mengucapkan ulangtahun kepada teman sebangkuku.
“Happy birthday to you! Happy birthday to you! Happy birthday to you!! sorak sorai dari lantai dua berhasil membangunkan seluruh penghuni penginapan pagi ini. Jauh dari perkiraan kita rencana ini. Hari ini tepat ulang tahun yang ke tujuh belas untuk Irawati Tamara, hari jadi ini mungkin tidak akan terlupak olehnya. Di bandung, surprise yang konyol, saat fajar menjelang.
Sehabis bersorak – sorai pagi ini, kami segera bergantian mengambil wudhu untuk menunaikan salat subuh. Hanya alarm handphone yang menyadarkan kami akan waktu salat. Bergantian untuk salat subuh, setelah itu mandi. Air dalam bak mandi seperti air yang baru keluar dari freezer. Aku bahkan sampai menggigil.
Pagi – pagi sekali kami diharuskan bersiap – siap meninggalkan penginapan ini. Sarapan kali ini tidak enak menu-nya, sayurnya manis semua,sedangkan aku tidak terlalu suka makanan manis, aku merindukan rasa yang bisa membakar lidah. Dan akhirnya aku membeli beberapa roti dan minuman diluar, daripada aku mati kelaparan karena dingin dan perut kosong,pikirku.
Kaca mobil sampai berembun karna pagi ini, semua siswa berbondong – bondong menuju mobil bus mereka masing – masing. Selalu mengingat kalau saja ada barang yang tertinggal di kamar.
Setiap perjalanan selalu diawali doa, semoga selamat sampai tempat awal kami. Kali ini kami menuju Jakarta, sepanjang perjalanan menuju monumen nasional, aku dan seluruh teman – teman yang ada di ruangan ini bernyanyi bersama, karaoke, menonton film bahkan lupa akan waktu, hitung – hitung refreshing.
Jalan raya dipenuhi kendaraan roda empat, maklum saja, kami lewat jalur tol. Banyak tanah – tanah kosong di sisi – sisi jalan.
Tidak terasa,sampai juga di Jakarta saat magrib, kami mampir di Masjid Istiqlal untuk memenuhi panggilan-Nya. Guru pembimbing kami menyarankan untuk membawa semua barang – barang berharga yang ada di dalam bus, karena tidak yakin dengan keamanan disini. Saat itu handphone-ku sengaja tidak aku bawa, karena sedang aku cas. Aku letakkan di dalam tas sengaja aku selipkan dibagian dalam tas, mana mungkin ada orang jahat yang akan mengobrak – abrik tas siswa satu persatu kecuali barang tersebut terlihat langsung oleh mata.
Jama’ah dari berbagai kawasan hadir untuk menunaikan salat magrib, banyak yang menjadi imam disana. Karena memungkinkan sandalku hilang, jadi aku menitipka di penitipan sandal disana. Dengan tenang aku mengambil air wudhu, rasanya segar sekali, ingin mandi tapi situasi tidak menghendaki. Aku dan temanku langsung salat magrib berjamaah.
Selesai salat berjamaah, kami langsung keluar masjid dan menunggu siswa yang lainnya di pelataran masjid. Makan malam akan segera hadir, semoga menu-nya bisa menggairahkan lidahku,mengenyangkan perut ini dan melelapkan tidur malam ini.
Ada sedikit keganjalan disini, aku bingung saat membaca tulisan dihadapanku yg berkata bahwa “seikhlasnya”. Tapi,aku yang saat itu bersama temanku ingin mengambil sandal yang kami titipkan, malah dimintai uang,padahal saat itu kami kantong kami bolong, dan nada lelaki penjaga yang ada di penitipan barang agak sedikit memaksa untuk meminta uang. Jelas – jelas seikhlasnya,tapi malah begini. Kurogoh setiap kantong celana jeans-ku, dan temanku melakukan hal yang sama sepertiku,dia nihil tapi aku yang akhirnya mengeluarkan satu lembar lima ribu,hanya itu yang ada di kantongku. Tapi yasudahlah, terimakasih sudah boleh menitipkan barang kami disini meskipun diletakkan seenaknya. Lalu, kuserahkan lembaran itu seutuhnya dan kami berlalu meninggalkan tempat secepatnya.
“Anak – anak kemari, makan dulu,ajak temen-temennya sini.” Wali kelasku memanggil kami semua, dia sedang mempersiapkan nasi kotak untuk dibagikan.
Malam gelap tanpa bintang, semoga tidak hujan, tapi jarang sekali jakarta terkena hujan, sekali hujan, semua kawasan meluap bagaikan laut lepas. Puncak monumen nasional terlihat dari sini, terang sekali. Sambil menyantap makan malam, canda dan tawa menghiasi malam ini.
Monas! I’m coming! Tidak lupa untuk selalu mengabadikan segala momen ini. Aku dan ketiga temanku langsung turun dari bus dan menghambur keluar, menjauh dari bus dan mendekati keramaian malam di tempat sejarah ini. Kami bertiga menelusuri lapangan, kanan kiri banyak pedagang yang masih mempromosikan daganganya. Disana hanya beli jam tidur dan gantungan kunci sejenisnya.
**
Terlalu indah bila dilukiskan dengan kata – kata untuk kujadikan sebuah syair. Tetapi terlalu pahit untuk dikenang. Kenanganku, yang pernah kualami bersamamu.

No comments:

Post a Comment

Pages